Sunday, May 27, 2012


Tugas Agama Kristen Protestan
TINJAUAN ETIKA KRISTEN TERHADAP
PARTAI POLITIK INDONESIA
Disusun Oleh   :
KELOMPOK VIII
·         Ricky Franklin                                                                      (110903079)
·         Neena                                                                                     (110903081)
·         Joshua Sitinjak                                                                      (110903082)
·         Obed Nababan                                                                      (110903093)
·         Grace Lestari                                                                         (110903120)
·         Hebron E Sitanggang                                                           (090906030)
·         Yohanes                                                                                 (110906031)
·         Novzel Ridho Hasugian                                                        (110906045)
·         Anugerah Sarumaha                                                                        (110906048)
·         Nota Patrit K Halawa                                                           (110906052)

DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA DAN ILMU POLITIK
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1  Latar  Belakang
Partai politik merupakan sarana bagi warga negara untuk turut serta atau berpartisipasi dalam proses pengelolaan negara. Dewasa ini partai politik sudah sangat akrab di lingkungan kita. Sebagai lembaga politik, partai bukan sesuatu yang sendirinya ada. Kelahirannya mempunyai sejarah cukup panjang, meskipun juga belum cukup tua. Bisa dikatakan partai politik merupakn organisasi yang baru dalam kehidupan manusia, jauh lebih muda dibandingkan dengan organisasi negara. Dan ia baru ada di negara moderen.
Partai politik berfungsi sebagai pemberi wadah dari hak yang dimiliki oleh setiap warga negara untuk berserikat atau berkumpul. Dengan wadah itu, maka apa yang menjadi nilai keyakinan dan tujuan sekelompok warga negara dapat mereka perjuangkan lebih sistematis dan dijamin oleh hukum ( sudarsono, 2005 : 164). Seperti dalam UU pasal 28 E ayat 3 yakni jaminan kemerdekaan berserikat partai politik dibentuk juga sebagai saluran aspirasi mereka melalui partai politiknya. Jika masyarakat merasa ketidakpuasan pada partai politik tersebut maka mereka akan membuat partai lokal seperti yang terjadi pada tahun 2006 di Aceh didirikan PRA (Partai Rakyat Aceh). Partai politik menjadi salah satu pilihan masyarakat dalam memperjuangkan aspirasinya.
Sebagai subyek penelitian ilmiah, partai politik tergolong relatif muda. Baru pada awal abad ke-20 studi mengenai masalah ini dimula. Sarjana-sarjana yang berjasa mempelopori antara lain adalah M. Ostrogorsky(1902), Robert Michels(1911), Maurice Duverger(1951), dan sigmound Neumann(1956). Setelah itu, beberapa sarjana behavioralis, seperti Joseph Lapalombara dan Mayron Weiner, secara khusus meneropong masalah partai dalam hubungan nya dengan pembangunan politik. Dari hasil sarjana-sarjana ini nampak adanya usaha serius kearah penyusunan suatu teori yang kompherensip (menyeluruh) mengenai partai politik. Akan tetapi, sampai pada waktu itu, hasil yang dicapai masih jauh dari sempurna, bahkan bisa dikatakan tertinggal, bila dibandingka dengan penelitian penelitian bidang lain di dalam ilmu politik.

1.2 Perumusan Masalah
1.Bagaimana gambaran  Partai-partai Politik Indonesia menurut kliping kami?
2.Rangkuman kliping.
3.Bagaimanakah  cara berpolitik berdasarkan iman Kristen menurut kliping kami?
4.Seperti apa tinjauan  etika Kristen terhadap politik dan partai politik?
5.Apa kesimpulan dan Saran kelompok terhadap kliping?













BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Gambaran partai politik
1. Partai golkar buka peluang untuk kalangan artis
2 .Demokrat kumpulkan semua balon walikota
3.Golkar makin Pede kalahkan Demokrat
4.Diusung PDIP,Gerindra Jokowi-Ahok Diarak pake Kopaja Ke KPUD DKI
5.Partai Nasdem Sumut Di verifikasi Faktual
6.Prabowo Subianto resmi dikenalkan sebagai capres pada deklarasi 12 Februari
7.Ketua Gerindra Paluta Diminta maju di Pilkada
8.Partai politik diparlemen cari untung
9.Simpatisan Golkar bakar atribut Partai Golkar
10.Negara ini bukan Cuma tentang partai
11.Kasus suap Wa Ode ditahan KPK,PAN:Kami menghormati proses hukum
12.Ambil panggung politik
13.Ketua partai democrat menjawab pertanyaan
14.Partai Hanura tapteng siap galang dana pembuatan Beton Pembatas di Sipintu-pintu
15.HUT ke-39 PDIP Samosir,abang becak terima tali asih
16.Garnita  Malahayati Nasional Demokrat Beri beras pada penyapu jalan kota medan
17.Golkar serahkan klaim asuransi kecelakaan
18.Agung Laksono : Elit parpol koalisi jangan mendiskreditkan SBY
19.Hindari koalisi pragmatis
20. Fraksi DPRD DS sampaikan pandangan umum RP-APBD


















2.2 Rangkuman kliping

Pada saat menyiapkan pemilu ,biasanya para parpol membenahi diri dengan membuka kesempatan kepada setiap orang untuk masuk menjadi anggota partai.biasanya orang-orang yang kerap kali dipanggil dan ditarik untuk menjadi anggota parpol adalah orang-orang yang mempunyai pengaruh dilingkungan publik.mereka adalah para artis yang merupakan publik figur sehingga sangat mampu untuk mendongkrak popularitas partai politik tersebut. Selain itu  parpol  juga mempersiapankan anggotanya untuk menjadi pemimpin daerah .dan tidak hanya itu dalam menghadapi pemilu parpol juga mempersiapkan persyaratan dalam mengikuti pemilu terutama parpol baru.namun lain halnya dengan partai lama,partai lama biasanya mempersiapkan diri dengan mengusung para pemimpin partainya untuk maju menjadi calon presiden.(kliping 1,2,3,4,5,6,7 )

Keelokan dan kemanisan janji-janji serta perlakuan partai politik yang mempesona tidak selalu menjamin hal-hal yang baik. Seperti ada pepatah yang mengatakan bahwa “politik itu kotor”, ungkapan ini kerap kali mewarnai dunia perpolitikan terutama didalam partai politik. Partai politik yang telah mendapatkan kekuasaan biasanya menggunakan kekuasaannya untuk kepentingan dirinya sendiri maupun kelompoknya.parpol selaLu mempunyai ambisi yang tersembunyi dibalik kelakuaan manisnya.prilaku para anggota parpol yang korupsi saling menjelekan antara sesama partai dan banyak lagi  hal-hal yang dilakukan yang merupakan keburukan dan kebusukan dari perpolitikan itu. ( kliping 8,9,10,11,12,13 )

Menjelang pemilu semakin marak aksi para partai politik untuk mencari perhatian para pemilih, tujuan dilakukannya kegiatan tersebut adalah untuk mencari dukungan suara dan agar para calon pemilih dapat lebih mengenal atau familiar dengan partai tersebut. Mereka melakukannya dengan berbagai cara diantaranya menggalang dana melakukan pembangunan salah satu fasilitas publik, ada juga yang memberikan asuransi klaim kecelakaan, bahkan memberikan sumbangan sembako kepada rakyat biasanya merupakan tukang becak atau penyapu jalan ( kliping 14,15,16,17)

Banyak opini yang terbentuk saat ini mengungkapkan bahwa anggota partai politik hanya menyuarakan kepentingan golongan atau partainya saja, tetapi sebagian besar dari mereka tetap aktif dalam menyuarakan pendapat atau aspirasi yang baik, seperti menganjurkan menghindari koalisi pragmatis agar berjalannya pemerintahan yang efektif, menyampaikan pandangan umum tentang RP-APBD, dan menganjurkan agar para partai politik koalisi tidak mendiskreditkan pemerintahan saat ini ( kliping 18,19,20)















Tinjauan Etika Kristen Terhadap Partai Politik
Pengertian Etika Kristen
Secara etimologis kata Etika berasal dari bahasa yunani yaitu “ Ethos” yang berarti kesediaan jiwa akan kesusilaan.Kemudian muncul kata to ethos yang memiliki banyak arti antara lain : Kebiasaan,adat-istiadat,kesusilaan ataupun sesuatu yang membatasi.Dengan demikian secara praktis,etika,selain diartikan sebagai suatu pedoman,juga diartikan sebagai batasan-batasan dalam bertingkah laku ataupun berbuat sehingga tidak keluar dari yang diinginkan.
Menurut Achmad Charris Zubair  Etika sebagai penyelidikan filsafat tentang  bidang moral,yakni berkenaan dengan kewajiban manusia serta tentang yang baik dan yang buruk.
Menurut K.Bertens Etika merupakan ilmu yang membahas tentang moralitas atau tentang manusia sejauh berkaitan dengan moralitas.Antara etika dan moral terdapat hubungan yang sangat erat,sulit dibedakan dan tidak terpisahkan satu sama lain.[1]
Dengan demikian Etika Kristen adalah sudut pandang tentang apa yang baik dan buruk berdasarkan nilai-nilai dan norma-norma kekristenan menurut Alkitab.
Menurut imanuel Kant, Etika Kristen adalah tentang apa yang secara moral benar dan salah untuk orang – orang Kristen sesuai dengan Alkitab.Ia mengatakan pula bahwa ciri-ciri Etika Kristen yakni didasarkan pada kehendak Allah, kaidah Allah, Wahyu Allah, dan mutlak.Menurutnya lagi, kewajiban adalah motif tertinggi dalam setiap perbuatan. Yang membuat kehendak menjadi baik adalah jika bertindak karena kewajiban.[2]        
Defenisi Partai Politik                                                    
Kata “politik” berasal dari istilah Yunani yaitu polis dan politea yang berarti “kota”, dan “Negara” hak-hak warga Negara dan pelaksanaannya azas-azas pemerintahan Negara,usaha pemerintah Negara dan pengambilan bagian didalamnya.[3]
Menurut Friedrich menyatakan, partai politik adalah sekelompok manusia yang terorganisir secara stabil dengan tujuan merebut atau mempertahankan penguasaan terhadap pemerintah bagi pimpinan partainya dan berdasarkan penguasaan ini memberikan kepada anggota partainya kemanfaatan yang bersifat idiil serta materil.[4]
Tinjauan etika Kristen
Setiap warga Negara memiliki kewajiban dan berhak untuk menentukan keadaan dan kehidupan sosial politik negaranya.Selaras dengan UUD 1945 Pasal 28
            Sebagai orang Kristen yang merupakan bagian integral dari bangsa Indonesia memiliki dan mengemban tanggung jawab sosial politik yang sama dengan warga Negara Indonesia lainnya.Yang penting dibicarakan adalah bukanlah apakah orang Kristen boleh berpolitik atau tidak,melainkan berpolitik seperti apakah yang diharapkan bagi orang Kristen dalam terang imannya.[5]
Dengan demikian,orang Kristen terpanggil untuk mewujudkan tanggung jawab sosial politik berdasarkan segitiga acuan yaitu Iman Kristen,Pancasila dan UUD 1945.Karna itu tanggung jawab sosial politik orang Kristen seharusnya mengacu pada, Kebebasan, Kemerdekaan, Kerendahan hati, Ketulusan hati, Kejujuran, Kepoloporan, Kebenaran, Kasih, Kesamaan, Keadilan,kebangsaan,Kesetiaan dan Kesetiakawanan.
\Peran Gereja dalam dunia Politik/Partai politik
Program-program Gereja Indonesia dalam tridarma gereja koinonia,marturia dan diakonia harus juga bersama-sama menggumuli hal-hal yang lebih luas yaitu sosial,politik,ekonomikebudayaan dan pertahanan keamanan,jadi bukan hanya menyangkut tentang peribadatan,ajaran,pemahaman Firman,pengkaderan tenaga rohaniwan dan lain sebagainya.[6]Gereja juga sebaiknya membentuk departemen politik dalam aktivitas pelayanan untuk menambah wawasan tentang politik ataupun partai.Sehingga orang-orang Kristen mempunyai kesadaran politik dalam menghadapi era reformasi yang penuh dengan gejolak politik.Gereja juga memperjuangkan kepentingan Kristen termasuk kepentingan Gereja-gereja dan perekutuan-persekutuan dan bersikap tegas terhadap pemerintah dalam soal pembangunan Rumah ibadah dan gangguan-gangguan ibadah Kristen termasuk perusakan dan pembakaran terhadap gedung-gedung gereja.Sesuai dengan HAM yakni pasal 18 piagam HAM dari PBB mengenai kebebasan beragama.
Sikap Gereja…
  1. Kita harus selalu MENDOAKAN. (I Timotius 2:1-2)
    Hal-hal yang sangat krusial, kita bawa dalam doa dan puasa. (Matius 17:21). Berdoa untuk negeri kita acapkali harus disertai pertobatan. (II Tawarikh 7:14).
  2. Kita tidak boleh berkompromi, dan tegas pendirian dalam hal “Ibadah kepada Tuhan”. (Daniel 3:16-17).
  3. Kita harus berani menyampaikan aspirasi kebenaran dan keadilan kepada Pemerintah, DPR, DPD, MPR, dll. (Ester 5,6).
  4. Kita wajib tampil dengan suara kenabian yang mengkoreksi apabila Pemerintah bersalah. (II Samuel 12:1-12).
  5. Kita harus belajar tunduk dan taat kepada Pemerintah yang menjadi hamba Allah (Roma 13:1-5, I Petrus 2:13).
  6. Kita harus menghormati Kepala Negara. (I Petrus 2:17, Roam 13:7, Amsal 21:1).
  7. Kita terus menjalankan misi GARAM dan TERANG DUNIA. (Matius 5:13,14).

Karena itu misi gereja dalam Indonesia di abad ini sebagai garam dan terang dunia harus lebih pro-aktif. Pelecehan dan sikap arogansi dan diskriminatif terhadap orang-orang Kristen bahkan tak mungkin akan lebih parah lagi dari waktu yang lalu. Tetapi kita harus yakin bahwa Tuhan memegang kendali sejarah.
Sebagai garam, dalam sikap low profile kita merembes kemana-mana, melarut ke segala strata dan segmen. Apapun dan bagaimanapun sikonnya.Dan selaku terang, performansi gereja harus kelihatan. Gereja harus high profile. Kesaksian dan penginjilan  tidak perlu sembunyi-sembunyi. Berita Injil di Indonesia harus lebih gencar di zaman ini. Untuk mengurangi problema bangsa dan negara akibat ulah manusia berdosa yang didalangi Iblis, kita harus tegar dan juga arif memperkenalkan Kristus sebagai Juruselamatnya manusia berdosa. Nabi Yesaya bernubuat, di  kala kegelapan dan kekelaman menudungi bangsa, di saat itu pula terang Tuhan terbit atas umat-Nya. (Yesaya 60:1-2).
Bangsa-bangsa berduyun-duyun datang kepada terangmu,…………………..
Segala kambing domba Kedar akan berhimpu kepadamu,
Domba-domba jantan Nebayot akan tersedia untuk ibadahmu;
(Yesaya 60:3,7)
Firman Tuhan sangat profetik untuk umat Allah di Indonesia.
Gereja yang bersatu bersaksi dan melayani haruslah solid dalam bersekutu. Kalau tidak, sulit untuk gereja di Indonesia menjadi sarana transformasi Indonesia.Gereja harus terbeban secara terus menerus untuk menaikkan doa syafaat bagi pemerintah, bagi bangsa dan negara, bagi masyarakat Inonesia. Umat Kritiani tentu ingin lebih diberkati, untuk itu peran kita haruslah : lebih memberkati ! (I Petrus 3:9). Kita wajib memberkati bangsa, masyarakat dan pemerintah kita, karena itulah panggilan kita, bukan membalas kejahatan dengan kejahatan, atau caci maki dengan caci maki; supaya kita memperoleh berkat.
Kita harus mampu tampil dengan kuasa KASIH.Kita harus menjadi berkat bagi bangsa, rakyat dan negara Indonesia.Sikap dan peran gereja di Indonesia, seharusnya berpedoman kepada misi dan berkat Abraham :
Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyur, dan engkau akan menjadi berkat. Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan mengutuk orang yang mengutuk engkau, dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat. (Kejadian 12:2-3).

           
           
BAB III
KEIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
Partai politik merupakan sarana bagi warga negara untuk turut serta atau berpartisipasi dalam proses pengelolaan negara. Dewasa ini partai politik sudah sangat akrab di lingkungan kita. Sebagai lembaga politik, partai bukan sesuatu yang sendirinya ada. Kelahirannya mempunyai sejarah cukup panjang, meskipun juga belum cukup tua. Bisa dikatakan partai politik merupakan organisasi yang baru dalam kehidupan manusia, jauh lebih muda dibandingkan dengan organisasi negara. Dan ia baru ada di negara moderen.
Partai politik berfungsi sebagai pemberi wadah dari hak yang dimiliki oleh setiap warga negara untuk berserikat atau berkumpul. Dengan wadah itu, maka apa yang menjadi nilai keyakinan dan tujuan sekelompok warga negara dapat mereka perjuangkan lebih sistematis dan dijamin oleh hukum
Secara umum kita dapat mendefinisikan bahwa partai politik adalah suatu kelompok yang teroganisir yang anggota-anggotanya mempunyai sebuah orientasi, nilai-nilai, dan cita-cita yang sama. Tujuan kelompok ini adalah memperoleh sebuah kekuasaan politik dan merebut kedudukan politik yang biasanya di raih lewat konstitusional untuk melakukan kebijakan-kebijakan dalam mencapai tujuan mereka
Perlu diterangkan bahwa partai politik sangat berbeda dengan gerakan  dan berbeda juga dengan kelompok penekan atau istilah yang lebih banyak digunakan pada dewasa ini yang memang memperjuangkan suatu kepentingan kelompok, atau memang ingin melakukan perubahan terhadap paradigma masyarakat kearah yang lebih baik.
partai politik juga memiliki fungsi sebagai berikut :
1. partai politik sebagai sarana komunikasi politik
2. partai politik sebagai sarana sosialisasi politik
3. partai politik sebagai sarana rekruitmen politik
4. partai politik sebagai sarana untuk mengatur konflik (conflict manajemen)
5.partai politik sebagai kontrol politik

Namun dalam kenyataannya partai politik sering menyimpang dari fungsi-fungsinya tersebut. Hal ini dissebabkan oleh sikap dari partai politik yang lebih mengutamakan kepentingan partainya sendiri daripada kepentingan masyarakat banyak. Semua ini dapat dilihat dari berbagai perilaku korupsi yang dilakukan oleh para anggota partai bahkan atas perintah partai itu sendiri  untuk aksi pendanaan parpol tersebut dalam keikutsertaannya pada pemilihan umum. Selain itu, partai politik juga kerap saling menjatuhkan antara partai yang satu dengan partai lain dengan cara-cara yang kotor.   

3.2 Saran
Saran
Adapun pendapat yang dapat kami sampaikan sebagai saran untuk perbaikan perpolitikan di Indonesia bagi beberapa kalangan antara lain adalah
·      Bagi mahasiswa terutama mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik seharusnya dapat berpikir secara kritis untuk menerapkan nilai-nilai agama sebagai dasar dan pegangan hidup sebelum terjun ke dalam dunia perpolitikan. Mahasiswa FISIP seharusnya dapat belajar tentang hal-hal yang baik dalam perpolitikan sehingga mampu mengubah keburukan dan kejelekan dari partai politik di mata masyarakat.
·      Bagi partai politik seharusnya menjalankan politik yang bersih yaitu melakukan kegiatan politik dengan tujuan yang mulia. Yang dimaksud dengan tujuan yang mulia tersebut adalah lebih mengutamakan kepentingan masyarakat banyak daripada kepentingan parpol. Partai politik seharusnya menjalankan tugas dan fungsinya dengan benar agar menghindari segala penyimpangan-penyimpangan yang mengarah pada politik kotor misalnya dalam merekrut kadernya perlu dipilih kader-kader yang tidak cacat hukum terutama yang telah terjerat pada kasus korupsi. Yang terpenting bagi parpol saat ini adalah bagaimana mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap citra parpol yang telah di kenal buruk oieh masyarakat.
·      Bagi gereja seharusnya dapat mengarahkan jemaatnya yang ingin berpolitik agar mampu berpolitik sesuai dengan firman Tuhan dan melakukan tugas mereka dengan takut akan Tuhan. Namun bagi mereka yang telah menjabat sebagai pengabdi di rumah Tuhan baik sebagai Pendeta maupun Pengurus gereja sebaiknya tidak ikut dalam panggung perpolitikan karena kerap kali politik dipandang sebagai suatu hal yang kotor. Hal ini di maksudkan agar gereja tidak dipandang jelek oleh masyarakat.
·      Bagi masyarakat seharusnya telah mampu berpikir secara dewasa untuk menilai secara kritis setiap janji-janji manis yang dikeluarkan oleh parpol. Masyarakat tidak boleh skeptis dan apatis terhadap dunia perpolitikan namun masyarakat seharusnya ikut berperan secara aktif dalam dunia perpolitikan. Dengan keaktifan masyarakat terhadap dunia perpolitikan diharapkan mampu membawa ke arah positif.




[1] Siagian,Matias,dkk,Etika Umum.2011,Medan: PT.Grasindo Monoratama.Hlm 11
[2] http://sherlymeygaretha.blogs.ukrida.ac.id
[3] Sinulingga,Risnawaty,Pendidikan Agama Kristen.cet.ke-3,2011,Medan: Pustaka bangsa pess.Hal.184
[4] Budiardjo,Miriam,Dasar-dasar ilmu politik.2008,Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama.Hal.397
[5] Singgih,Gerrit,Iman dan politik.2002,Jakarta: PT.Gunung Mulia.Hal.27
[6] Aritonang,S,Apa dan bagaimana gereja?,2003,Jakarta: PT.Gunung Mulia.Hal.104

No comments:

Post a Comment