Jd teringatt masa-masa SMA di matauli pandan waktu buat undangann ini....weww kangennnnn kwan2 smua heehee,ankatan XV Tetap bersatu Tetap semangat....:D
Monday, April 30, 2012
Tuesday, April 24, 2012
Review buku Pembangunan politik ne
Nota patrit
k.Halawa(110906052)
ILMU POLITIK
Judul Buku : Pembangunan Politik dalam Negeri
Indonesia
Penulis : H.AMIRMACHMUD
Penerbit : PT.Gramedia, Jakarta
Cetakan : kedua, November 1987
Tebal : xvi + 238 halaman
Penulis : H.AMIRMACHMUD
Penerbit : PT.Gramedia, Jakarta
Cetakan : kedua, November 1987
Tebal : xvi + 238 halaman
Rangkaian
kemelut politik menjelang tahun 1966 telah memberikan makna yang dalam kepada
para tokoh pengelola orde baru sehingga mereka sampai kepada suatu kesimpulan
yang mereka yakini sepenuhnya,yaitu pembangunan nasional,termasuk pembangunan
politik sebagai bagian integralnya. Hal ini tidak mungkin dilaksanakan dengan
baik tanpa kehadiran dan terpeliharanya kestabilan politik. Semenjak lahirnya
orde Baru para tokoh pengelola orde baru tampak memperlihatkan kesetian mereka
terhadap keyakinan yang demikian itu.
Jenderal(Purn)
H.AMIRMACHMUD sebagai penulis buku ini merupakan tokoh pengelola orde baru
dimana beliau menjabat sebagai ketua MPR/DPR R.I.,termasuk seorang tokoh utama
dalam proses pembangunan politik pada zaman orde baru.Dalam kedudukannya
sebagai Menteri Dalam Negeri selama belasan tahun,beliau barada dalam lingkaran
inti yang menggerakan dan mengarahkan prose situ. H.AMIRMACHMUD yang juga
sebagai penulis buku ini begitu penting dalam pembangunan politik di era orde
baru.Seseorang tidak mungkin memahami proses perkembangan pembangunan politik
di Indonesia di Zaman orde baru secara wajar dan mendalam tanpa mempelajari dan
meneliti pemikiran,sikap,dan tingkah laku politiknya sebagai salah seorang
tokoh kuncinya.
Dalam
bukunya,penulis mengartikan pembangunan politik menjadi empat
bagian.Pertama,sikap dasar mengenai pola politik,dengan kesadaran berpolitik
demokrasi gaya barat,demokrasi terpimpin dan slogan-slogan lantang bahwa
revolusi belum selesai tidak menyelesaikan masalah. Oleh karna itu diperlukan
sikap bahwa pada hakikatnya bangsa Indonesia tidak dapat menerapkan pola
politik bangsa lain kepada bangsa Indonesia walaupun dinegara lain telah
berhasil.Kedua,Pembangunan politk dan perubahan-perubahan yang diakibatkanya.oleh
sebab itu pembangunan politik haruslah berdasarkan UUD 1945.ketiga,Gagasan
sikap dasar dan cara mencapai tujuan harusla berlandaskan pancasila sebagaimana
menjadi ideologi bangsa Indonesia
keempat,Aspek-aspek
pembangunan politik yaitu,pembangunan politik sebagai prasyarat politik
pembangunan ekonomi,sebagai modernisasi politik,usaha untuk mewujudkan Negara
kebangsaan,sebagai pembangunan administrasi dan hukum,mobilitas massa,pembinaan
demokrasi,dan stabilitas.
Penulis
juga menyadari bahwa pembangunan politik Negara Indonesia adalah bagian dari
pembangunan nasional.Oleh karna itu harus memperhatikan aspek ekonomi sosial
budaya masyarakat umum yang berlandaskan pancasila,UUD 1945 dan Garis-garis
Besar Haluan Negara.
Salah
satu kebijakan yang diungkakpkan penulis dalam pembangunan politik adalah
penerangan dan pers atas dasar Tap MPR II/MPR/1983 “Dalam rangka mensukseskan
pembangunan nasional perlu ditingkatkan penerangan dan peranan media
massa”.Namun pertanyaannya, apakah
peranan pers masa Orde Baru sesuai dengan Tap MPR ini ?
Pers
masa Orde Baru…
[1]“Pada awal kekuasaan orde baru, Indonesia dijanjikan
akan keterbukaan serta kebebasan dalam berpendapat. Masyarakat saat itu
bersuka-cita menyambut pemerintahan Soeharto yang diharapkan akan mengubah
keterpurukan pemerintahan orde lama. Pemerintah pada saat itu harus melakukan
pemulihan di segala aspek, antara lain aspek ekonomi, politik, social, budaya,
dan psikologis rakyat. Indonesia mulai bangkit sedikit demi sedikit, bahkan
perkembangan ekonomi pun semakin pesat. Namun sangat tragis, bagi dunia pers di
Indonesia. Dunia pers yang seharusnya bersuka cita menyambut kebebasan pada
masa orde baru, malah sebaliknya. Pers mendapat berbagai tekanan dari
pemerintah. Tidak ada kebebasan dalam menerbitkan berita-berita miring seputar
pemerintah. Bila ada maka media massa tersebut akan mendapatkan peringatan
keras dari pemerintah yang tentunya akan mengancam penerbitannya”
[2]“Pada masa orde baru pers Indonesia disebut sebagai
pers pancasila. Cirinya adalah bebas dan bertanggungjawab”. (Tebba, 2005 : 22).
Namun pada kenyataannya tidak ada kebebasan sama sekali, bahkan yang ada malah
pembredelan
Tanggal 21 Juni 1994, beberapa media massa seperti
Tempo, deTIK, dan editor dicabut surat izin penerbitannya atau dengan kata lain
dibredel setelah mereka mengeluarkan laporan investigasi tentang berbagai
masalah penyelewengan oleh pejabat-pejabat Negara”.
Berdasarkan
kejadian sosial diatas,ini menyatakan
bahwa peranan pers sebagaimana dipaparkan
oleh penulis tidaklah berjalan sebagaimana mestinya dalam membantu pembangunan
politik Negara Indonesia era Orde Baru.Dewan pers hanyalah formalitas semata Dewan
Pers bukannya melindungi sesama rekan jurnalisnya, malah menjadi anak buah dari
pemerintah Orde Baru. Hal itu terlihat jelas ketika pembredelan 1994, banyak
anggota dari dewan pers yang tidak menyetujui pembredelan. Meskipun dewan pers
menolak pembredelan, tetap saja pembredelan dilaksanakan. Menolak berarti
melawan pemerintah. Berarti benar bahwa dewan pers hanya formalitas saja.Kejadian
ini telah melanggar UUD 1945 Pasal 28 tentang kebebasan berserikat, berkumpul
dan berpendapat.Sebagai mana dipaparkan penulis dalam bukunya dimana
pembangunan politik Indonesia berlandaskan UUD 1945.
Tak
ada demokrasi tanpa kebebasan berpendapat. Kebebasan berpendapat merupakan
salah satu hak paling mendasar dalam kehidupan bernegara. Sesuai Prinsip Hukum
dan Demokrasi, bahwa perlindungan hukum dan kepastian hukum dalam menegakkan
hukum perlu ada keterbukaan dan pelibatan peran serta masyarakat. Untuk itu,
kebebasan pers, hak wartawan dalam menjalankan fungsi mencari dan menyebarkan
informasi harus dipenuhi, dihormati, dan dilindungi.Dapat disimpulkan bahwa
peranan pers untuk mendukung Pembangunan Politik sebagaimana dipaparkan penulis,tidak
berjalan semestinya,pers malah kehilangan
jati dirinya pada masa Orde Baru.
Wew tugas lagi ne..buat paper hehe
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Pembahasan
pada paper ini menekankan pada topic
Penyebab Konflik Sosial.Interaksi manusia memang sering diwarnai dengan
konflik,bahkan konflik justru menjadi bentuk interaksi yang dominan di antara
manusia,dibandingkan dengan bentuk interaksi lainnya.Salah satu bentuk konflik
adalah Pertengkaran,baik antar individu maupun kelompok.
Pertengkaran
biasanya dimulai dengan adanya ketidaksesuaian antara ke dua pendapat.Saat
bertengkar,orang sering mengucapkan apa saja,tanpa sadar dengan apa yang
diucapkannya.Masing-masing membela diri dan memperjuangkan kepentingan
pribadi.Orang yang terlibat konflik lebih mengutamakan ucapannya.Akibatnya
orang yang terlibat konflik berbicara secara bersamaan,sehingga kedua ucapan
itu tanpa pendengar. Jadi tidak heran jika konflik antara individu maupaun
kelompok sangat sulit diselesaikan tanpa mediasi.
B.Rumusan
Masalah
1.Penyebab
utama konflik?
2.Cara
mengatasi konflik?
C.Tujuan
1.Mengetahui
penyebab konflik social
2.Mengetahui
cara mencegah dan mengatasi konflik
3.meminimalisir
konflik sosial
PEMBAHASAN
A.Penyebab Konflik
A.Penyebab Konflik
Konflik disebabkan oleh perbedaan
pendirian dan perasaan,perbedaan latar belakang budaya,perbedaan kepentingan
antara individu dan kelompok,perubahan-perubahan nilai yang cepat dalam
masyarakat dan lain sebagainya.
B.Analisis
Filsafat mengenai Konflik
Berbagai penyebab konflik antar
individu atau kelompok merupakan akibat dari kurangnya kesadaran moral,Penilaian
kata hati dan penilaian subyektif dan obyektif dalam diri manusia.Namun
bagaimana proses datangnya kesadaran moral,penilaian kata hati dan penilaian
subyektif dan obyektif ?
Kesadaran
moral berlangsung melalui komunikasi interpersonal,instropeksi diri,yang
berarti komunikasi antara seseorang dengan diri sendiri.Dengan cara ini secara
perlahan kebijaksanaan kata hati akan
muncul dan menyadari kesalahan yang telah kita lakukan.
Penilaian
kata hati ini muncul karna adanya kesadaran moral seseorang.Penilaian kata hati
berdasarkan baik atau tidak baiknya tindakan yang kita lakukan sendiri.Dengan
penilaian ini maka seseorang akan lebih bijaksana dalam menilai suatu hal sehingga
meminimalisir terjadinya konflik antar individu maupun kelompok
Penilaian
subyektif dan obyektif merupakan
penilaian dari sudut pandang pandang dan referensi yang berbeda.Dimana
penilaian obyektif adalah penilaian terhadap tindakan orang lain dimana dalam
menilai tindakan tersebut pihak yang melakukan penilaian itu terlepas dari
subyek yang melakukan tindakan itu,sehingga lepas pula dari situasinya,dan
dalam melakukan penilaian,pihak yang menilai menggunakan ukuran baik buruk
diluar subyek itu pula.Sedangkan Penilaian Subyektif adalah [1]penilaian
yang dengan sengaja mengabaikan kata hatinya karna suatu atau banyak hal yang
perlu dipertimbangkan atau karna melihat dari dua sudut pandang yang
berbeda.Dalam hal ini seseorang dituntut untuk bijaksana dalam menilai,sehingga
seseorang dapat melakukan penilaian obyektif dan subyektif sesuai pada tempat
dan waktunya.
PENUTUP
A.Kesimpulan
Konflik
merupakan masalah mendasar dan dominan dalam fenomena kehidupan masyarakat yang
disebabkan oleh ketidaksesuaian antara individu maupun kelompok.Terjadinya
konflik merupakan hal yang manusiawi,dimana manusia tidak selamanya dapat
mengontrol dirinya atau berpikir rasional.Namun bukan berararti konflik tidak
dapat diselesaikan.Konflik sosial dapat diminimalisir dengan adanya rasa
toleransi,kesadaran moral,penilaan kata hati,penilaian subyektif dan obyektif.Dengan
begitu akan mengurangi peluang terjadinya konflik.
[1]
Arlina dkk,Etika umum,(Medan:PT.
Grasindo Monoratama),hal.117
2.Behaviorism.blogspot.com,Penyebab konflik
Suka bangett ma lg nii..(bruno mars)
When I was just a little boy
Barely strong enough to stand
I could always count on him
Oh
He thought me everything I know
And ’till this day it shows
He was more than just a friend (Ah ah ah)
[Pre-Chorus:]
There were so many times I would doubt myself
But his words were always there to help
[Chorus:]
How would it be?
Where I am?
If my father didn’t tell me
To never say I can’t
He’d carry me
And never let me fall
Oh and the only thing he asked
Right before he passed
Was to never say you can’t
Oh
Never say you can’t
Oh oh oh Oh
[Verse 2:]
So when last rain begins to fall
And you’re out there on your own
And you can’t see a thing
No no no
Just find a voice that understands
For me it was my old man
Taught me to say the words I can
Oh
[Pre-chorus:]
There were so many times I would doubt myself
But his words were always there to help
[Chorus:]
How would it be?
Where I am?
If my father didn’t tell me
To never say I can’t
He’d carry me
And never let me fall
Oh and the only thing he asked
Right before he passed
Was to never say you can’t
[Bridge:]
Everything he taught me would stay with me forever
No I won’t forget a thing
Oh because of dad I now know myself better
And I hope I can do for him what he did for me
[Chorus:]
How would it be?
Where I am?
If my father didn’t tell me
To never say I can’t
He’d carry me
And never let me fall
Oh and the only thing he asked
Right before he passed
Was to never say you can’t
Oh
Never say you can’t
Oh
Never say you can’t
Tugas pemikiran politik negaraberkembang...:D
Nama
: 1.Nota
patrit (110906052)
2.Anugrah (110906048)
Ilmu
Politik 2011
Implementasi
Nasionalisme Dalam Negara Turki
Timbulnya
Nasionalisme Turki
Sebab-sebab
timbulnya nasionalisme Turki adalah sebagai berikut
1)
Kekuasaan Turki Usmani yang semakin merosot
2)
Adanya pengaruh dari Revolusi Prancis dengan semboyannya liberte, egalite, dan
fraternite
3)
Timbulnya kaum terpelajar yang berpaham modern sehingga mereka mengetahui apa
itu liberalisme, nasionalisme, dan demokrasi
4)
Kegiatan bangsa Barat yang semakin gencar untuk merebut daerah-daerah jajahan
Turki dan siap menghancurkan Turki
Dalam
situasi demikian itulah, akhirnya mendorong timbulnya semangat nasionalisme
terutama di kalangan tokoh-tokoh muda untuk mengadakan pembaharuan di segala
bidang.
Tokohnya, antara lain Kemal Pasha, Midhat Pasha, Rasjid Pasha, dan Ali Pasha. Pada tahun 1906, dibawah pimpinan Kemal Pasha berdirilah perkumpulan Tanah Air dan Kemerdekaan dan pada tahun l908 tumbuh menjadi Gerakan Turki Muda
Tokohnya, antara lain Kemal Pasha, Midhat Pasha, Rasjid Pasha, dan Ali Pasha. Pada tahun 1906, dibawah pimpinan Kemal Pasha berdirilah perkumpulan Tanah Air dan Kemerdekaan dan pada tahun l908 tumbuh menjadi Gerakan Turki Muda
Tujuan Gerakan Nasionalisme Turki Muda
1) menyelamatkan Turki dari keruntuhan total
2)
menanamkan semangat nasionalisme di kalangan rakyat
3)
mengadakan perbaikan sosial, ekonomi dan budaya
4)
mengadakan pembaharuan organisasi pemerintahan
Mustafa Kemal Atatürk adalah salah seorang Tokoh Nasionalis Turki
(lahir di Selânik
(sekarang Thessaloniki), 12 Maret 1881 – meninggal di Istana Dolmabahçe, Istanbul, Turki, 10 November 1938 pada umur 57 tahun), hingga 1934 namanya adalah Ghazi Mustafa Kemal Pasha,
seorang perwira militer dan negarawan Turki yang memimpin revolusi negara itu. Ia juga
merupakan pendiri dan presiden pertama Republik Turki.
Mustafa Kemal membuktikan dirinya sebagai
komandan militer yang sukses sementara berdinas sebagai komandan divisi dalam Pertempuran
Gallipoli. Setelah kekalahan Kekaisaran
Ottoman di tangan tentara Sekutu, dan rencana-rencana berikutnya
untuk memecah negara itu, Mustafa Kemal memimpin gerakan nasional Turki dalam apa yang kemudian
menjadi Perang
Kemerdekaan Turki. Kampanye militernya yang sukses menghasilkan
kemerdekaan negara ini dan terbentuknya Republik Turki. Sebagai presiden
pertama negara ini, Mustafa Kemal memperkenalkan serangkaian pembaruan yang
luas yang berusaha menciptakan sebuah negara modern yang sekuler dan
demokratis. Menurut Hukum Nama Keluarga, Majelis Agung Turki memberikan kepada
Mustafa Kemal nama "Atatürk" (yang berarti "Bapak Bangsa
Turki") pada 24 November
1934.
Gerakan
ini berhasil mengusir sekutu dan memaksanya
untuk duduk dimeja perundingan Perjanjian Laussane 1923 berisikan
*Turki
tetap berdaulat, hanya kehilangan daerah pendudukannya di jazirah Arab.
Kemal
Pasha berhasil mempengaruhi Majelis nasional (semacam Parlemen)untuk
membuktikan memberhentikan Sultan serta mendirikan negara Republik Turki. Ia
menjadi presiden pertama pada 29 Oktober 1923 dan memindahkan ibukota dari
Istambul (wilayah Eropa) ke Arkara (di Asia).
Kesimpulan
Nasionalisme yang dilakukan oleh masyarakat
Turki tidak jauh berbeda dengan gerakan Nasionalis bangsa Indonesia.Dimana awal
mula munculnya Nasionalisme dikarenakan tekanan dari pihak luar yang ingin
menguasai dan memperluas daerah jajahan.Perasaan senasib inilah yang
membangkitkan semangat Nasionalisme dalam masyarakat.Sehingga timbulah
gerakan-gerakan Nasionalisme dari
berbagai daerah baik yang cooperative maupun non-cooperatif dengan mempunyai
ciri khas masing-masing,namun tetap dalam satu tujuan yaitu mengusir penjajah.
Subscribe to:
Posts (Atom)